MENGAPA ENGKAU TIDAK BERHIJAB WAHAI
SAUDARIKU
ku CoPas aja. Perbincangan ulama
dengan wanita tidak berhijab.
ALASAN I : Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbab Kami
kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini; Pertama, apakah ia
benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama Islam? Dengan alami ia
berkata, Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha Illallah! Yang menunjukkan ia
taat pada aqidahnya dan Muhammadan rasullullah! Yang menyatakan ia taat pada
syariahnya. Dengan begitu ia yakin akan Islam beserta seluruh hukumnya. Kedua,
kami menanyakan; Bukankah memakai jilbab termasuk hukum dalam Islam? Apabila
saudari ini jujur dan dan tulus dalam ke-Islamannya, ia akan berkata; Ya, itu
adalah sebagian dari hukum Islam yang tertera di Al-Quran suci dan merupakan
sunnah Rasulullah SAWW yang suci. Jadi kesimpulannya disini, apabila saudari
ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa ia tidak melaksanakan hukum dan
perintahnya?
ALASAN II : Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya melarangnya, dan
apabila saya melanggar ibu, saya akan masuk neraka. Yang telah menjawab hal ini
adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla termulia, Rasulullah SAWW dalam nasihatnya
yang sangat bijaksana; “Tiada kepatuhan kepada suatu ciptaan diatas kepatuhan
kepada Allah SWT.” (Ahmad). Sesungguhnya, status orangtua dalam Islam,
menempati posisi yang sangat tinggi dan terhormat. Dalam sebuah ayat
disebutkan; “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang Ibu Bapak . . “ (QS.
An-Nisa:36). Kepatuhan terhadap orangtua tidak terbatas kecuali dalam satu
aspek, yaitu apabila berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Allah
berfirman; “dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya…(QS. Luqman : 15) Berbuat tidak patuh terhadap orangtua dalam
menjalani perintah Allah SWT tidak menyebabkan kita dapat berbuat seenaknya
terhadap mereka. Kita tetap harus hormat dan menyayangi mereka sepenuhnya.
Allah berfirman di ayat yang sama; “dan pergaulilah keduanya di dunia dengan
baik. Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu mematuhi ibumu namun melanggar
Allah SWT yang menciptakan kamu dan ibumu.
ALASAN III : Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya memakai jilbab.
Saudari ini mungkin satu diantara dua tipe: dia tulus dan jujur, atau
sebaliknya, ia seorang yang membohongi dirinya sendiri dengan mengatasnamakan
lingkungan pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab. Kita akan memulai dengan
menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan jujur. “Apakah anda tidak tidak
menyadari saudariku tersayang, bahwa wanita muslim tidak diperbolehkan untuk
meninggalkan rumah tanpa menutupi auratnya dengan hijab dan adalah kewajiban
bagi setiap muslim untuk mengetahuinya? Apabila engkau, saudariku, menghabiskan
banyak waktu dan tenagamu untuk melakukan dan mempelajari berbagai macam hal di
dunia ini, bagaimana mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya untuk tidak
mempelajari hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari kemarahan Allah dan
kematianmu?” Bukankah Allah SWT telah berfirman; “maka bertanyalah kepada orang
yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui (QS An-Nahl : 43). Belajarlah
untuk mengetahui hikmah menutup auratmu. Apabila kau harus keluar rumahmu,
tutupilah auratmu dengan jilbab, carilah kesenangan Allah SWT daripada
kesenangan syetan. Karena kejahatan dapat berawal dari pemandangan yang
memabukkan dari seorang wanita. Saudariku tersayang, apabila kau benar-benar
jujur dan tulus dalam menjalani sesuatu dan berusaha, kau akan menemukan ribuan
tangan kebaikan siap membantumu, dan Allah SWT akan membuat segala permasalahan
mudah untukmu. Bukankah Allah SWT telah berfirman; “Barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya
rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya..”(QS. AtTalaq :2-3). Kedudukan
dan kehormatan adalah sesuatu yang ditentukan oleh Allah SWT. Dan tidak
bergantung pada kemewahan pakaian yang kita kenakan, warna yang mencolok, dan
mengikuti trend yang sedang berlaku. Kehormatan dan kedudukan lebih kepada
bersikap patuh pada Allah SWT dan Rasul-Nya SAWW, dan bergantung pada hukum
Allah SWT yang murni. Dengarkanlah kalimat Allah; “sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa
diantara kamu..”(QS. Al-Hujurat:13).Kesimpulannya, lakukanlah sesuatu dengan
mencari kesenangan dan keridhoan Allah SWT, dan berikan harga yang sedikit pada
benda-benda mahal yang dapat menjerumuskanmu.
ALASAN IV : Udara di daerah saya amatlah panas dan saya tidak dapat menahannya.
Bagaimana mungkin saya dapat mengatasinya apalagi jika saya memakai jilbab.
Allah SWT memberikan perumpamaan dengan mengatakan; “api neraka jahannam itu
lebih lebih sangat panas(nya) jikalau mereka mengetahui..”(QS At-Taubah : 81).
Bagaimana mungkin kamu dapat membandingkan panas di daerahmu dengan panas di
neraka jahannam? Sesungguhnya saudariku, syetan telah mencoba membuat tali
besar untuk menarikmu dari panasnya bumi ini kedalam panasnya suasana neraka.
Bebaskan dirimu dari jeratannya dan cobalah untuk melihat panasnya matahari
sebagai anugerah, bukan kesengsaraan. Apalagi mengingat bahwa intensitas hukuman
dari Allah SWT akan jauh lebih berat dari apa yang kau rasakan sekarang di
dunia fana ini. Kembalilah pada hukum Allah SWT dan berlindunglah dari
hukuman-Nya, sebagaimana tercantum dalam ayat; “mereka tidak merasakan
kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang
mendidih dan nanah” (QS. AN-NABA 78:24-25). Kesimpulannya, surga yang Allah SWT
janjikan, penuh dengan cobaan dan ujian. Sementara jalan menuju neraka penuh
dengan kesenangan, nafsu dan kenikmatan.
ALASAN V : Saya takut, bila saya memakai jilbab sekarang, di lain hari saya
akan melepasnya kembali, karena saya melihat banyak sekali orang yang begitu.
Kepada saudari itu saya berkata, “apabila semua orang mengaplikasikan logika
anda tersebut, mereka akan meninggalkan seluruh kewajibannya pada akhirnya
nanti! Mereka akan meninggalkan shalat lima
waktu karena mereka takut tidak dapat melaksanakan satu saja waktu shalat itu.
Mereka akan meninggalkan puasa di bulan ramadhan, karena mereka takut tidak
dapat menunaikan satu hari ramadhan saja di bulan puasa, dan seterusnya.
Tidakkah kamu melihat bagaimana syetan telah menjebakmu lagi dan memblokade
petunju bagimu? Allah SWT menyukai ketaatan yang berkesinambungan walaupun
hanya suatu ketaatan yang sangat kecil atau dianjurkan. Lalu bagaimana dengan
sesuatu yang benar-benar diwajibkan sebagaimana kewajiban memakai jilbab?
Rasulullah SAWW bersabda; “Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah
perbuatan mulia yang terus menerus, yang mungkin orang lain anggap kecil.”
Mengapa kamu saudariku, tidak melihat alasan mereka yang dibuat-buat untuk
menanggalkan kembali jilbab mereka dan menjauhi mereka? Mengapa tidak kau buka
tabir kebenaran dan berpegang teguh padanya? Allah SWT sesungguhnya telah
berfirman; “maka kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang
dimasa itu, dan bagi mereka yang datang di masa kemudian, serta menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. AL BAQARAH 2:66). Kesimpulannya,
apabila kau memang teguh petunjuk dan merasakan manisnya keimanan, kau tidak
akan meninggalkan sekali pun perintah Allah SWT setelah kau melaksanakannya.
ALASAN VI : Apabila saya memakai jilbab, maka jodohku akan sulit, jadi aku akan
memakainya nanti setelah menikah. Saudariku, suami mana pun yang lebih
menyukaimu tidak memakai jilbab dan membiarkan auratmu di depan umum, berarti
dia tidak mengindahkan hukum dan perintah Allah SWT dan bukanlah suami yang
berharga sejak semula. Dia adalah suami yang tidak memiliki perasaan untuk
melindungi dan menjaga perintah Allah SWT, dan jangan pernah berharap tipe
suami seperti ini akan menolongmu menjauhi api neraka, apalagi memasuki surga
Allah SWT. Sebuah rumah yang dipenuhi dengan ketidak-taatan kepada Allah SWT,
akan selalu menghadapi kepedihan dan kemalangan di dunia kini dan bahkan di akhirat
nanti. Allah SWT bersabda; “dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya
pada hari kiamat dalam keadaan buta” (QS. TAHA 20:124). Pernikahan adalah
sebuah pertolongan dan keberkahan dari Allah SWT kepada siapa saja yang Ia
kehendaki. Berapa banyak wanita yang ternyata menikah sementara mereka yang
tidak memakai jilbab tidak? Apabila kau, saudariku tersayang, mengatakan bahwa
ketidak-tertutupanmu kini adalah suatu jalan menuju sesuatu yang murni, asli,
yaitu pernikahan. Tidak ada ketertutupan. Saudariku, suatu tujuan yang murni,
tidak akan tercapai melalui jalan yang tidak murni dan kotor dalam Islam.
Apabila tujuannya bersih dan murni, serta terhormat, maka jalan menuju kesana
pastilah harus dicapai dengan bersih dan murni pula. Dalam syariat Islam kita
menyebutnya : Alat atau jalan untuk mencapai sesuatu, tergantung dari peraturan
yang ada untuk mencapai tujuan tersebut. Kesimpulannya, tidak ada keberkahan
dari suatu perkawinan yang didasari oleh dosa dan kebodohan.
ALASAN VII : Saya tidak memakai jilbab berdasarkan perkataan Allah SWT : “dan
terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan
bersyukur)” (QS.Ad-Dhuhaa 93: 11). Bagaimana mungkin saya menutupi anugerah
Allah berupa kulit mulus dan rambutku yang indah? Jadi saudari kita ini mengacu
pada Kitab Allah selama itu mendukung kepentingannya dan pemahamannya sendiri !
ia meninggalkan tafsir sesungguhnya dibelakang ayat itu apabila hal itu tidak menyenangkannya.
Apabila yang saya katakan ini salah, mengapa saudari kita ini tidak mengikuti
ayat : “janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang nampak
daripadanya” (QS An-Nur 24: 31] dan sabda Allah SWT: “katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya..” (QS Al-Ahzab 33:59). Dengan pernyataan darimu
itu, saudariku, engkau telah membuat syariah sendiri bagi dirimu, yang
sesungguhnya telah dilarang oleh Allah SWT, yang disebut at-tabarruj dan
as-sufoor. Berkah terbesar dari Allah SWT bagi kita adalah iman dan hidayah,
yang diantaranya adalah menggunakan hijab. Mengapa kamu tidak mempelajari dan
menelaah anugerah terbesar bagimu ini? Kesimpulannya, apakah ada anugerah dan pertolongan
terhadap wanita yang lebih besar daripada petunjuk dan hijab?
ALASAN VIII : Saya tahu bahwa jilbab adalah kewajiban, tapi saya akan
memakainya bila saya sudah merasa terpanggil dan diberi petunjuk oleh-Nya. Saya
bertanya kepada saudariku ini, rencana atau langkah apa yang ia lakukan selama
menunggu hidayah, petunjuk dari Allah SWT seperti yang dia katakan? Kita
mengetahui bahwa Allah SWT dalam kalimat-kalimat bijak-Nya menciptakan sebab
atau cara untuk segala sesuatu. Itulah mengapa orang yang sakit menelan sebutir
obat untuk menjadi sehat, dan sebagainya. Apakah saudariku ini telah dengan
seluruh keseriusan dan usahanya mencari petunjuk sesungguhnya dengan segala
ketulusannya, berdoa, sebagaimana dalam surah Al-Fatihah 1:6 “Tunjukilah kami
jalan yang lurus” serta berkumpul mencari pengetahuan kepada muslimah-muslimah
lain yang lebih taat dan yang menurutnya telah diberi petunjuk dengan
menggunakan jilbab? Kesimpulannya, apabila saudariku ini benar-benar serius
dalam mencari atau pun menunggu petunjuk dari Allah SWT, dia pastilah akan
melakukan jalan-jalan menuju pencariannya itu.
ALASAN IX : Belum waktunya bagi saya. Saya masih terlalu muda untuk memakainya.
Saya pasti akan memakainya nanti seiring dengan penambahan umur dan setelah
saya pergi haji. Malaikat kematian, saudariku, mengunjungi dan menunggu di
pintumu kapan saja Allah SWT berkehendak. Sayangnya, saudariku, kematian tidak
mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia mungkin saja datang disaat kau masih
dalam keadaan penuh dosa dan ketidaksiapan Allah SWT bersabda; “tiap umat
mepunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya” (QS
Al-An’aam 7:34] saudariku tersayang, kau harus berlomba-lomba dalam kepatuhan
pada Allah SWT; “berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari
Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumu..”(QS Al-Hadid 57:21).
Saudariku, jangan melupakan Allah SWT atau Ia akan melupakanmu di dunia ini dan
selanjutnya. Kau melupakan jiwamu sendiri dengan tidak memenuhi hak jiwamu
untuk mematuhi-Nya. Allah mengatakan tentang orang-orang yang munafik, “dan
janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri”(QS Al-Hashr 59: 19)
saudariku, memakai jilbab di usiamu yang muda, akan memudahkanmu. Karena Allah
SWT akan menanyakanmu akan waktu yang kau habiskan semasa mudamu, dan setiap
waktu dalam hidupmu di hari pembalasan nanti.Kesimpulannya, berhentilah menetapkan
kegiatanmu dimasa datang, karena tidak seorang pun yang dapat menjamin
kehidupannya hingga esok hari.
ALASAN X : Saya takut, bila saya memakai jilbab, saya akan di-cap dan
digolongkan dalam kelompok tertentu! Saya benci pengelompokan! Saudariku, hanya
ada dua kelompok dalam Islam. Dan keduanya disebutkan dalam Kitabullah.
Kelompok pertama adalah kelompok / tentara Allah (Hizbullah) yang diberikan
pada mereka kemenangan, karena kepatuhan mereka. Dan kelompok kedua adalah
kelompok syetan yang terkutuk (hizbush-shaitan) yang selalu melanggar Allah
SWT. Apabila kau, saudariku, memegang teguh perintah Allah SWT, dan ternyata
disekelilingmu adalah saudara-saudaramu yang memakai jilbab, kau tetap akan
dimasukkan dalam kelompok Allah SWT. Namun apabila kau memperindah nafsu dan
egomu, kau akan mengendarai kendaraan Syetan, seburuk-buruknya teman.
Saudariku, Jangan biarkan tubuhmu dipertontonkan di pasar para syetan dan
merayu hati para pria. Model rambut, pakaian ketat yang mempertontonkan setiap
detail tubuhmu, pakaian-pakaian pendek yang menunjukkan keindahan kakimu, dan
semua yang dapat membangkitkan amarah Allah SWT dan menyenangkan syetan. Setiap
waktumu yang kau habiskan dalam kondisi ini, akan terus semakin menjauhkanmu
dari Allah SWT dan semakin membawamu lebih dekat pada syetan. Setiap waktu
kutukan dan kemarahan menuju kepadamu dari surga hingga kau bertaubat. Setiap
hari membawamu semakin dekat kepada kematian. “tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain dari kesenangan yang
memperdayakan” (QS Ali ‘Imran 3:185). Naikilah kereta untuk mengejar
ketinggalan, saudariku, sebelum kereta itu melewati stasiunmu. Renungkan secara
mendalam, saudariku, apa yang terjadi hari ini sebelum esok datang. Pikirkan
tentang hal ini, saudariku, sekarang, sebelum semuanya terlambat ! Sumber oleh
: Dr. Huwayda Ismaeel (terjemahan dari tulisan berbahasa Inggris)
Versi gaulnya:
1. Jilbab
tidak menarik. Jawabnya seorang wanita muslimah harus sudi menerima kebenaran
agama Islam, dan tidak mempermasalahkan senang atau tidak senang. Sebab rasa
senangnya itu diukur dengan barometer hawa nafsu yang menguasai dirinya.
2. Takut durhaka kepada orang tuanya yang melarangnya berpakaian jilbab. Jawabnya adalah Rasulullah SAW telah mengatakan agar tidak mematuhi seorang makhluk dalam durhaka kepada-Nya.
3. Tidak bisa membeli pakaian yang banyak memerlukan kain. Jawabannya, orang yang mengatakan alasan seperti itu adalah karena (pertama) ia benar-benar sangat miskin sehingga tidak mampu membeli pakaian Islami. Atau (kedua) karena dia Cuma alasan saja, sebab ia lebih menyukai pakaian yang bugil sehingga tampak lekuk tubuhnya atau paha mulusnya bisa kelihatan orang.
4. Karena merasa gerah dan panas. Jawabannya, wanita muslimah di Arab yang udaranya lebih panas saja mampu mengenakan pakaian Islami, mengapa di negara lainnya tidak? Dan orang yang merasa gerah dan panas mengenakan pakaian Islami, mereka tidak menyadari tentang panasnya api neraka bagi orang yang membuka aurat. Syetan telah telah menggelincirkan, sehingga mereka terasa bebas dari panasnya dunia, tetapi mengantarkannya kepada panas api neraka.
5. Takut tidak istiqamah. Mereka melihat contoh wanita muslimah yang kurang baik ‘Buat apa mengenakan jilbab sementara, Cuma pertama saja rajin, nanti juga dilepas’. Jawabannya adalah mereka mengambil sample (contoh) yang tidak cocok, bukan wanita yang ideal (yang istiqamah) menjalankannya. Ia mengatakan hanya untuk menyelamatkan dirinya. Dan ia tidak mau mengenakan jilbab karena takut tidak istiqamah. Kalau saja semua orang berfikir demikian, tentunya mereka akan meninggalkan agama secara keseluruhan. Orang tidak akan shalat sama sekali karena takut tidak istiqamah, begitu pula puasa dan ibadah lainnya.
6. Takut tidak laku, jadi selama ia belum menikah, maka ia tidak mengenakan jilbab. Jawabannya, adalah ucapan itu sebenarnya tidak sebenarnya. Justru berakibat buruk pada dirinya sendiri. Sesungguhnya pernikahan adalah nikmat dari Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki. Sebagian besar orang audah meyakini bahwa jodoh di tangan Tuhan. Betapa banyak gadis yang berjlbab dan menutup aurat dalam berbusana tetapi lebih cepat mendapatkan jodoh dibandingkan mereka yang berpakaian seksi. Karena wanita yang menyukai pakaian seksi akan dijadikan permainan bagi laki-laki iseng. Gadis-gadis berpakaian seksi dipandang sebagai gadis murahan. Sesungguhnya suami-suami yang menyukai wanita-wanita yang berpakaian ‘berani’, setengah bugil atau beneran, membuka aurat dan bermaksiat kepada Allah adalah bukan tipe suami yang baik, yang shalih dan berjiwa besar. Ia tidak punya rasa cemburu sama sekali terhadap larangan-larangan Allah dan tidak dapat memberikan pertolongan kepada isterinya kelak. Jadi jika wanita yang menyukai pakaian seksi atau melepaskan jilbab dengan tujuan mendapatkan jodoh yang baik, maka hal itu sungguh merupakan suatu kebodohan.
7. Menampakkan anugerah tubuh yang indah atau ingin menghargai kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya. Jawabnya menghargai atau bersyukur itu dengan porsi yang benar. Bersyukur itu dengan mengahrgai perintah-Nya, yakni menjaga aurat, bukan dengan mengobralnya.
8. Belum mendapat hidayah, jilbab itu ibadah. Jika Allah memberi hidayah, pasti kami akan mengenakannya. Jawabnya, Allah menciptakan segala sesuatu itu ada sebab-sebabnya. Misalnya orang yang sakit jika ingin sembuh hendaknya menempuh sebab-sebab bagi kesembuhannya. Adapun sebab yang harus ditempuh adalah berikhtiar dan berobat. Sebab orang kenyang karena makan, dsb. Maka demikian pula orang yang ingin mendapatkan hidayah itu harus menempuh sebab-sebab datangnya hidayah yakni dengan mematuhi perintah-Nya mengenakan jilbab.
9. Belum waktunya. Sebagian ada yang berkata bahwa mengenakan jilbab itu harus tepat waktunya, misalnya karena masih anak-anak atau masih remaja.Ada yang akan
mengenakannya jika sudah tua. Atau jika sudah menunaikan ibadah haji. Jawabnya
adalah alasan mengulur-ulur waktu itu hanyalah sebagai sekedar dalil pembenaran
saja. Itu sama artinya dengan orang yang menunda-nunda shalat, menunggu sampai
ia berusia tua. Apakah kita tahu kapan kita akan meninggal dunia? Sedangkan
mati itu tidak mengenal usia, tua maupun muda.
10. Tidak mau dianggap sebagai orang yang mengikuti golongan tertentu. Jawabannya, bahwa anggapan ini karena dangkalnya pemahaman terhadap Islam atau karena dibuat-buat untuk menutupi diri agar tidak dituduh melanggar syari’at. Sesungguhnya di dalam Islam itu hanya ada dua golongan, yaitu golongan Hizbullah, golongan yang senantiasa menaati perintah Allah dan golongan Hizbus Syaithan, yakni golongan yang melanggar perintah Allah.
2. Takut durhaka kepada orang tuanya yang melarangnya berpakaian jilbab. Jawabnya adalah Rasulullah SAW telah mengatakan agar tidak mematuhi seorang makhluk dalam durhaka kepada-Nya.
3. Tidak bisa membeli pakaian yang banyak memerlukan kain. Jawabannya, orang yang mengatakan alasan seperti itu adalah karena (pertama) ia benar-benar sangat miskin sehingga tidak mampu membeli pakaian Islami. Atau (kedua) karena dia Cuma alasan saja, sebab ia lebih menyukai pakaian yang bugil sehingga tampak lekuk tubuhnya atau paha mulusnya bisa kelihatan orang.
4. Karena merasa gerah dan panas. Jawabannya, wanita muslimah di Arab yang udaranya lebih panas saja mampu mengenakan pakaian Islami, mengapa di negara lainnya tidak? Dan orang yang merasa gerah dan panas mengenakan pakaian Islami, mereka tidak menyadari tentang panasnya api neraka bagi orang yang membuka aurat. Syetan telah telah menggelincirkan, sehingga mereka terasa bebas dari panasnya dunia, tetapi mengantarkannya kepada panas api neraka.
5. Takut tidak istiqamah. Mereka melihat contoh wanita muslimah yang kurang baik ‘Buat apa mengenakan jilbab sementara, Cuma pertama saja rajin, nanti juga dilepas’. Jawabannya adalah mereka mengambil sample (contoh) yang tidak cocok, bukan wanita yang ideal (yang istiqamah) menjalankannya. Ia mengatakan hanya untuk menyelamatkan dirinya. Dan ia tidak mau mengenakan jilbab karena takut tidak istiqamah. Kalau saja semua orang berfikir demikian, tentunya mereka akan meninggalkan agama secara keseluruhan. Orang tidak akan shalat sama sekali karena takut tidak istiqamah, begitu pula puasa dan ibadah lainnya.
6. Takut tidak laku, jadi selama ia belum menikah, maka ia tidak mengenakan jilbab. Jawabannya, adalah ucapan itu sebenarnya tidak sebenarnya. Justru berakibat buruk pada dirinya sendiri. Sesungguhnya pernikahan adalah nikmat dari Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki. Sebagian besar orang audah meyakini bahwa jodoh di tangan Tuhan. Betapa banyak gadis yang berjlbab dan menutup aurat dalam berbusana tetapi lebih cepat mendapatkan jodoh dibandingkan mereka yang berpakaian seksi. Karena wanita yang menyukai pakaian seksi akan dijadikan permainan bagi laki-laki iseng. Gadis-gadis berpakaian seksi dipandang sebagai gadis murahan. Sesungguhnya suami-suami yang menyukai wanita-wanita yang berpakaian ‘berani’, setengah bugil atau beneran, membuka aurat dan bermaksiat kepada Allah adalah bukan tipe suami yang baik, yang shalih dan berjiwa besar. Ia tidak punya rasa cemburu sama sekali terhadap larangan-larangan Allah dan tidak dapat memberikan pertolongan kepada isterinya kelak. Jadi jika wanita yang menyukai pakaian seksi atau melepaskan jilbab dengan tujuan mendapatkan jodoh yang baik, maka hal itu sungguh merupakan suatu kebodohan.
7. Menampakkan anugerah tubuh yang indah atau ingin menghargai kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya. Jawabnya menghargai atau bersyukur itu dengan porsi yang benar. Bersyukur itu dengan mengahrgai perintah-Nya, yakni menjaga aurat, bukan dengan mengobralnya.
8. Belum mendapat hidayah, jilbab itu ibadah. Jika Allah memberi hidayah, pasti kami akan mengenakannya. Jawabnya, Allah menciptakan segala sesuatu itu ada sebab-sebabnya. Misalnya orang yang sakit jika ingin sembuh hendaknya menempuh sebab-sebab bagi kesembuhannya. Adapun sebab yang harus ditempuh adalah berikhtiar dan berobat. Sebab orang kenyang karena makan, dsb. Maka demikian pula orang yang ingin mendapatkan hidayah itu harus menempuh sebab-sebab datangnya hidayah yakni dengan mematuhi perintah-Nya mengenakan jilbab.
9. Belum waktunya. Sebagian ada yang berkata bahwa mengenakan jilbab itu harus tepat waktunya, misalnya karena masih anak-anak atau masih remaja.
10. Tidak mau dianggap sebagai orang yang mengikuti golongan tertentu. Jawabannya, bahwa anggapan ini karena dangkalnya pemahaman terhadap Islam atau karena dibuat-buat untuk menutupi diri agar tidak dituduh melanggar syari’at. Sesungguhnya di dalam Islam itu hanya ada dua golongan, yaitu golongan Hizbullah, golongan yang senantiasa menaati perintah Allah dan golongan Hizbus Syaithan, yakni golongan yang melanggar perintah Allah.
0 komentar:
Posting Komentar
tinggalkan komentar tentang blog yang sederhana ini